Barongsai

Barongsai, Si Pengusir Sukma Jahat Bawa Hoki

Bostonsharepointug – Barongsai banyak ditemui di perayaan Tahun Baru Imlek. Dibalik aksi dan atraksi memukau pemainnya, nyatanya Barongsai mempunyai makna dan peristiwa yang menarik sekali untuk dikenali. 

Serangkaian penari yang berseragam singa bergerak secara gesit dan lincah. Tariannya mengikut irama pukulan simbal, gong, dan gendang yang ditabuh secara mengagumkan. Satu ekor barongsai umumnya berisi dua pemain laki laki. Mereka memasangkan pergerakan pergerakan tari dan kungfu.

Barongsai tidak keluar demikian saja dalam peristiwa tahun baru Cina. Peristiwa barongsai berhubungan dengan legenda Nian, binatang yang hidup dalam mitologi Tionghoa.

Nian yang menyeramkan dapat ditaklukkan dengan barongsai. Diberitakan dari beberapa sumber, barongsai mulai ada lebih kurang 1.500 tahun yang lalu.

Sebelumnya, di era Dinasti Qing, Nian saat mendekati tahun baru mengakibatkan kecemasan dan ketakutan di tengahnya perkampungan di wilayah Dinasti Qing tersebut. Ketika itu tampak satu ekor singa yang bisa dengan sukses mencegah Nian berbuat onar. Namun belum selesai, Nian yang merasa harga dirinya sebagai monster perusuh ingin membalas dendam.

penduduk menjadi khawatir, dan mereka mencari si singa penolong akan tetapi tak juga mendapatkannya.

Barongsai Menyingkirkan Nian

Di tengah kekhawatiran dan kegugupan masyarakat, mereka berbondong – bondong membikin seragam barongsai sama dengan yang kita tonton sekarang. Tanpa selang waktu yang lama, monster Nian kembali dengan terbakar api dendam ke perkampungan penduduk sekitar. Namun dengan persaipa yang sudah disiapkan oleh para penduduk, Nian akhirnya berhasil diusir dengan kostum buatan tiruan singa pahlawan mereka yang hilang tersebut. 

Peristiwa Dokumentasi ini menjadi legenda, hingga sampai saat ini barongsai dipertunjukkan tiap-tiap Tahun Baru Imlek buat menyingkirkan aura-aura jelek. Barongsai dijadikan simbol kehokian buat perayaan seperti pembukaan restaurant dan pendirian kelenteng.

Legenda lain sebutkan pada era sebelumnya Dinasti Han (202 SM – 220 M) cuma ada sekian banyak singa yang berada di daratan tengah dari tempat barat Cina.

Ketika itu masyarakat lokal tirukan tampilan singa yang dijadikan ajang pementasan. Rutinitas ini berkembang jadi singa ini .

Barongsai semakin terkenal mulai sejak berubahnya agama Buddha di pelosok dunia. Kelompok-kelompok singa ini mulai tampak sekalian perguruan kungfu.

Untuk beberapa umumnya ada dua type barongsai, adalah singa utara dan singa selatan. Singa utara bersurai ikal dan berkaki empat. Memiliki tarian yang meniru perilaku singa secara alami, gesit dan estetik.

Sementara singa selatan punyai sisik – sisik dan jumlah kaki di antara 1 pasang hingga 2 pasang. Kepalanya memiliki sebilah tanduk. Pergerakannya juga lebih agresif dan mengintimidasi.

Meskipun pergerakan ke-2 nya sedikit tidak sama, ada satu gerakan penting yaitu kedua jenis singa sering mengunakan amplop berisi uang. Amplop itu dibarengi dengan selada air jadi hadiah buat si singa.

Aneka warna seragam singa ini juga tidak asal-asalan. Seragam kuning melukiskan bumi (pusat), hitam melukiskan air (utara), hijau melukiskan kayu (timur), merah melukiskan api (selatan), dan putih melukiskan logam (barat).

Tanduk di kepala singa ini melukiskan kehidupan dan regenerasi yang mewakili simbol feminisme. Telinga dan ekor wakili kebijakan dan hoki. Tulang belakang jadi simbol individualitas dan kekayaan.

Jenggot yang serupa naga melukiskan maskulinitas dan kepimpinan yang mewakili laki laki. Paling akhir, punuk berada di belakang kepala serupa kura-kura melukiskan usia panjang.

Seperti itu peristiwa Baronsinga ini gsai yang diawali dari legenda Nian sampai saat ini jadi suatu tampilan memukau. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *